Jumat, 28 Februari 2014

tugas antropologi ku tentang kepribadian , saat semester 1



KEPRIBADIAN
A. Definisi
Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkahlaku atau tindakan seorang individu (yang berada pada setiap individu) disebut “kepribadian”.
            Dalam bahasa populer istilah “kepribadian” juga berarti “ciri-ciri watak yang konsisten”, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas. Kalau dalam bahasa sehari-hari kita mengatakan bahwa seseorang memiliki kepribadian, yang dimaksudkan ialah bahwa individu  tersebut memiliki beberapa ciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen, yang menyebabkan bahwa ia memiliki identitas yang berbeda dari individu-individu lainnya.
            Definisi kepribadian menurut para ahli :
  1. Roucek dan Warren, dalam buku yang berjudul "Sociology an Introduction". 
 Roucek dan Warren mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor biologis itu meliputi keadaan fisik, sistem saraf, watak, seksual, proses pendewasaan individu yang bersangkutan, dan kelainan-kelainan biologis lainnya. Adapun faktor psikologis meliputi unsur tempramen, perasaan, keterampilan, kemampuan belajar, keinginan, dan sebagainya. Faktor sosiologis yang mempengaruhi  kepribadian seorang individu dapat berupa proses sosialisasi yang ia peroleh sejak kecil.
  1. Koentjaraningrat, dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Antropologi I",
 menyatakan bahwa kepribadian adalah susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan  seseorang.
  1. Yinger,
 mengatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah perpaduan yang utuh antara sifat, sikap, pola pikir, emosi, dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.
  1. Theodore M. Newcomb,
 ia menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti bahwa kepribadian menunjukkan organisasi dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau ketika ia menghadapi suatu masalah atau keadaan.
  1. M. A. W. Brower,
Ia berpendapat bahwa kepribadian adalah corak tingkah laku sosial seorang individu yang meliputi kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.

B. Unsur-unsur kepribadian
Unsur-unsur kepribadian terdiri dari :
a.      Pengetahuan
Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar, terkandung di dalam otaknya secara sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui pancaindranya serta melalui alat penerima yang lain, yang masuk ke dalam berbagai sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Dalam ilmu antropologi, seluruh proses akal manusia yang sadar itu disebut “persepsi”.
Penggambaran oleh akal manusia hanya mengandung bagian-bagian khusus yang mendapat perhatian dari akal si individu, sehingga merupakan suatu penggambaranyang terfokus pada bagian-bagian khusus tadi. Penggambaran baru dengan pengertian baru dalam psikologi disebut “apersepsi”.
 Kemudian, penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemusatan secara lebih intensif, dalam psikologi disebut “pengamatan”.
Seseorang dapat juga menggabungkan dan membanding-bandingkan dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai penggambaran lain yang sejenis secara konsisten berdasarkan asas-asas tertentu. Dengan proses akal itu ia memiliki kemampuan untuk membentuk suatu penggambaran baru yang abstrak. Penggambaran abstrak tersebut dalam ilmu-ilmu sosial disebut “konsep”.
 Penggambaran ada yang ditambah-tambah, ada yang dikurang-kurangi dan ada pula yang digabung-gabungkan dengan penggambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru sama sekali yang secara nyata sebenarnya tidak pernah ada. Penggambaran baru yang seringkali tidak realistik dalam psikologi disebut “ fantasi”. Kemampuan akal manusia untuk membentuk konsep dan untuk berfantasi tentu sangat penting baginya, karena tanpa kemampuan membentuk konsep dan fantasi yang bermanfaat dan memiliki keindahan (berarti kemampuan akal kreatif), manusia tidak akan dapat mengembangkan cita-cita dan gagasan-gagasan ideal, dan karena itu manusia tidak akan mungkin mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengkreasikan karya-karya kesenian.
 Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsur-unsur pengetahuan yang secara sadar dimiliki seorang individu.

b.     Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam “perasaan”.
“perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif dan negatif. Suatu perasaan yang selalu bersifat subyektif karena adanya unsur penilaian   tadi, biasanya menimbulkan “kehendak” dalam kesadaran seorang individu. Kehendak itu mungkin positif (individu yang bersangkutan ingin mendapatkan hal yang dirasakannya memberi kenikmatan) atau mungkin juga negatif (individu yang bersangkutan ingin menghindari hal yang dirasakannya membawa perasaan tidak nikmat). Suatu kehendak juga dapat menjadi sangat keras, yaitu apabila hal yang dikehendaki itu tidak mudah diperoleh. Keinginan yang makin menggebu-gebu untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan oleh individu, yang menyebabkan individu yang bersangkutan menjadi nafsu karena penasaran. Perasaan seperti itu biasanya disebut “emosi”.
c.      Dorongan naluri
Kesadaran manusia manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena dipengaruhi oleh pengetahuannya, tetapi karena sudah terkandung didalam organismenya, khususnya dalam gennya. Kemauan yang sudah merupakan naluri disebut “dorongan”.
Menurut para ahli psikologi, ada sedikitnya tujuh macam dorongan naluri, yaitu :
1.     Dorongan untuk mempertahankan hidup.
Merupakan suatu kekuatan biologis yang ada pada setiap makhluk di dunia.
2.     Dorongan seks
Dorongan biologis yang mendorong manusia untuk membentuk keturunan.
3.     Dorongan untuk berupaya mencari makan.
Dorongan ini sudah ada sejak manusia baru dilahirkan.
4.     Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia.
Merupakn landasan biologis dari kehidupan masyarakat sebagai makhluk kolektif (makhluk sosial).
5.     Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya.
Dorongan ini merupakan asal-mula munculnya beragam kebudayaan manusia.
6.     Dorongan untuk berbakti.
Dorongan ini ada karena manusia adalah makhluk kolektif (makhluk sosial), agar manusia dapat hidup serasi bersama manusia lain.
7.     Dorongan untuk keindahan ( keindahan bentuk, warna, suara, dan gerak).

3.     Materi dari unsur-unsur kepribadian
Kepribadian seorang individu terbentuk oleh pengetahuan yang dimilikinya (yaitu khususnya persepsi, penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep, serta fantasi mengenai berbagai macam hal yang ada dalam lingkungannya), maupun oleh berbagai perasaan , emosi, kehendak,  dan keinginan yang ditujukan kepada berbagai macam hal dalam lingkungannya tersebut.
Ahli etnopsikologi, A.F.C. Wallace, pernah membuat suatu kerangka yang memuat seluruh materi yang menjadi obyek dan sasaran unsur-unsur kepribadian manusia secara sistematis, yaitu :
1.     Beragam kebutuhan organik diri sendiri, beragam kebutuhan dan dorongan psikologi diri sendiri, dan beragam kebutuhan serta dorongan organik maupun psikologi sesama manusia selain diri sendiri, sedang kebutuhan-kebutuhan tadi dapat dipenuhi atau tidak dipenuhi individu yang bersangkutan, sehingga memuaskan dan bernilai positif baginya, atau tidak memuaskan dan bernilai negatif.
2.     Beragam hal yang bersangkutan dengan kesadaran individu akan identitas diri sendiri, baik aspek fisik maupun aspek psikologinya, dan segala hal yang menyangkut kesadaran individu mengenai beragam kategori manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda, zat, kekuatan, atau gejala alam, baik yang nyata maupun yang gaib yang terdapat di alam sekelilingnya.
3.     Berbagai macam cara untuk untuk memenuhi, memperkuat, berhubungan, mendapatkan, atau menggunakan beragam kebutuhan dari hal-hal tersebut diatas, sehingga tercapai keadaan yang memuaskan dalam kesadaran individu yang bersangkutan.

4. Aneka warna kepribadian
Aneka ragam kepribadian individu. Berbagai isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak, dan keinginan kepribadian, serta perbedaan kualitas hubungan antara berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu, menyebabkan adanya beragam struktur kepribadian pada setiap manusia yang hidup di muka bumi  ini, sehingga setiap individu memiliki kepribadian yang unik. Tugas psikologi mempelajari sebab dari tingkahlaku berpola, yakni habit (kebiasaan) atau berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian. Antropologi dan ilmu sosial yang lain tidak mempelajari individu, tetapi mempelajari semua pengetahuan, gagasan, dan konsep yang secara umum hidup dalam masyarakat yang disebut “adat-istiadat”. Ilmu-ilmu itu juga mempelajari tingkah laku umum, yaitu tingkah laku yang menjadi pola bagi sebagian besar warga sesuatu masyarakat yang diatur oleh adat istiadat tadi. Seluruh kompleks tingkah laku umum berwujud pola-pola tindakan yang saling berkaitan satu dengan yang lain itu disebut sistem sosial.
Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seseorang individu berbeda dengan individu lain, dan karena sifat serta intensitas kaitan antara beragam bentuk pengetahuan dan perasaan tadi juga saling berbeda, maka setiap manusia sebenarnya memiliki kepribadian yang khas. Jumlah kepribadian dapat diringkas menjadi beberapa tipe dan sub-tipe. Antropologi juga mempelajari kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat (yaitu kepribadian umum atau watak umum). Mengenai masalah kepribadian umum ini ada uraian yang lebih rinci dalam sub-sub berikut ini:
Kepribadian umum. Sejak abad ke-19 hingga tahun 1930-an, para pengarang etnografi seringkali mencantumkan suatu pelukisan tentang watak atau kepribadian umum dari para warga suatu kebudayaan di dalam karangan etnografi mereka.
Konsep kepribadian umum makin dipertajam sehingga tercipta konsep basic personality  structure, atau “ kepribadian dasar”, yang semua unsur kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat. Kepribadian dasar itu ada karena semua individu warga masyarakat mengalami pengaruh lingkungan kebudayaan yang sama selama pertumbuhan mereka.
Pendekatan dalam penelitian kepribadian dari suatu kebudayaan juga dilaksanakan dengan metode lain yang didasarkan pada pendirian bahwa benih-benih dari ciri-ciri dan unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah tertanam di dalam diri seseorang sejak dini. Pembentukan watak dalam jiwa individu banyak dipengaruhi pengalamannya di masa kanak-kanaknya, ketika ia diasuh orang-orang di sekitarnya. Watak juga sangat  ditentukan oleh berbagai tingkah laku yang biasanya dilakukan seseorang sejak ia kecil.
Berdasarkan konsepsi psikologi, para ahli antropologi berpendirian bahwa dengan mempelajari adat-istiadat pengasuhan anak yang khas mereka akan dapat mengetahui adanya berbagai unsur kepribadian pada sebagian besar warga yang merupakan akibat dari pengalaman-pengalaman mereka sejak masa anak-anak.
Kepribadian barat dan timur. Kepribadian Barat dan kepribadian Timur pertama kali muncul ketika para pengarang Eropa berkenalan dengan kebudayaan di Asia seperti kebudayaan parsi, thai, jepang dan indonesia. Mereka kemudian menyebut kepribadian penduduk Asia yang hidup dalam kebudayaan-kebudayaan tersebut dengan nama Kepribadian Timur. Sedangkan semua kebudayaan selain kebudayaan yang terdapat di Asia disebut dengan kepribadian Barat. Dalam rangka pemakaian konsep Timur-Barat terdapat berbagai macam pandangan diantara para cendekiawan indonesia yang bersifat kabur. Mereka beranggapan bahwa kepribadian Timur memiliki pandangan hidup yang bersifat surgawi, sedangkan kepribadian barat memiliki pandangan hidup yang bersifat duniawi.
Sebenarnya, dengan logika yang wajar istilah “kebudayaan barat” dan “ kebudayaan timur” membingungkan, menjadi sumber salah paham yang hingga kini ada dalam cara berpikir orang indonesia, yaitu bahwa kebudayaan orang Eropadan Amerika itu adalah kebudayaan yang secara materi dan teknologi maju dan perlu kita tiru, sedang “ kebudayaan timur” adalah kebudayaan kita yang harus kita pertahankan karena sifatnya yang indah, halus, spiritual, luhur, dan beradab.
Agar pikiran kita tidak terperangkap dalam konsep-konsep “ kebudayaan barat” dan “ kebudayaan timur”, dan lain-lainnya yang membingungkan, dan istilah-istilah yang mulai mendarah daging tersebut mulai kita hindari dan agar kita menggunakan istilah-istilah geografis yang konkret, misalnya kebudayaan Cina, kebudayaan Korea, Kebudayaan Eropa Barat dan lain-lain.
Dan jika berbicara tentang pengaruh kebudayaan yang berasal dari luar Indonesia, secara keseluruhan dapat digunakan konsep “ Kebudayaan mancanegara” atau “ Kebudayaan asing”.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
1)     Faktor Biologis
Setiap orang pasti memiliki warisan biologis yang berbeda dengan orang yang lainnya. Warisan biologis dapat berupa bentuk fisik yang berbeda antara satu orang dengan orang lain. Karakteristik fisik seseorang dapat menjadi salah satu faktor penentu perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia memahami keadaan dirinya dan bagaimana ia diperlakukan dalam masyarakat.
2)     Faktor Geografis dan Kebudayaan Khusus
Letak geografis yang berbeda akan menghasilkan jenis kebudayaan yang berbeda pula.. Letak geografis ini sebenarnya hanya merupakan karakteristik kepribadian umum dari suatu masyarakat dan tidak semua warga masyarakat termasuk di dalamnya.
Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa kepribadian umum adalah kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok masyarakat.
3)     Faktor Pengalaman Kelompok
Sepanjang kehidupan seseorang, pasti ada kelompok-kelompok tertentu yang diserap gagasan-gagasan dan norma-normanya oleh seseorang. Kelompok tersebut terdiri dari: keluarga, kelompok lain dan kelompok majemuk.
Kelompok keluarga adalah kelompok pertama yang akan dilalui oleh individu dan mungkin yang memiliki peranan paling penting bagi pembentukan kepribadian seseorang.
Kelompok lain yang menjadi referensi individu dalam membentuk kepribadiannya adalah kelompok bermain. Peranan kelompok bermain ini akan semakin berkurang pengaruhnya seiring dengan pertambahnya usia seseorang.
kelompok mejemuk juga memiliki peranan yang cukup besar bagi pembentukan kepribadian seseorang. Kelompok mejemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat yang sangat beraneka ragam. Bermacam-macam kelompok masyarakat ini mempunyai pendangan-pandangan yang berbeda dalam memandang nilai dan norma. Dalam keadaan perbedaan seperti ini, seorang individu hendaknya menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik bagi dirinya sehingga tidak terhanyut dalam arus perbedaan yang terjadi dalam masyarakat majemuk tempatnya berada.
4)     Faktor Pengalaman Unik
Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu memiliki kepribadian yang sama. Hal tersebut disebabkan karena pengalaman yang pernah didapatkan oleh masing-masing individu selalu bersifat unik dan tidak ada seorangpun yang menyamainya.
                       








DAFTAR PUSTAKA
            Koentjaraningrat, 2005. Pengantar antropologi 1. Jakarta: PT. Renika Cipta.

2 komentar: