Selasa, 03 Februari 2015



MAKALAH
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
( ABKA2305 )
ILMU PSIKOLOGI

Dosen Pembimbing :
Dra. Rabiatul Adawiah, M.SI



 








Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
1.    HAIRINA WASLIAH           (A1A213024)
2.    HOTIMAH                           (A1A213018)
3.    M. ARIF BUDIMAN (A1A213011)
4.    MISNA                                (A1A213045)
5.    ZAINAB                              (A1A213081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN Kn
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2014

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dan tak lupa shalawat serta salam kami curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW karena atas perjuangannya lah kita dapat merasakan nikmatnya iman dan islam sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang dibimbing oleh Dra. Rabiatul Adawiah, M.SI
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu demi kelancaran tugas ini. Makalah yang kami buat tentu jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah-makalah yang akan dibuat kedepannya.
Tak banyak yang dapat kami sampaikan dalam kesempatan kali ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah yang kami buat dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi siapa saja umumnya.
Wa’alaikumussalam warah matullahi wa barokatuh




Banjarmasin, 25 September 2014


Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR     ........................................................................................... i
DAFTAR ISI                   .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A.    Latar Belakang   .......................................................................................... 1
B.    Rumusan Masalah.........................................................................................
C.    Tujuan Penulisan...........................................................................................                            
D.    Manfaat Penulisan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Psikologi sebagai ilmu................................................................
B.    Tujuan dari Psikologi....................................................................................
C.    Manfaat dari Psikologi..................................................................................
D.    Kedudukan Psikologi sebagai Ilmu...............................................................
E.     Ruang lingkup Psikologi...............................................................................
F.     Metode-metode dalam Psikologi..................................................................
G.    Cabang-cabang Ilmu Psikologi.....................................................................
H.    Hubungan Psikologi dengan Ilmu-ilmu lainnya...........................................
I.       Sejarah Perkembangan Psikologi, dan Perkembangannya di Indonesia......
BAB III PENUTUP         ...........................................................................................
A.    Kesimpulan         ...........................................................................................
B.    Saran                   ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA      ...........................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di sajikan, yaitu :
1.     Apa pengertian dari Psikologi sebagai Ilmu ?
2.     Apa tujuan dari psikologi ?
3.     Apa manfaat dari mempelajari psikologi ?
4.     Bagaimana kedudukan psikologi sebagai ilmu ?
5.     Apa saja ruang lingkup psikologi ?
6.     Apa saja metode yang digunakan dalam psikologi ?
7.     Apa saja cabang-cabang dari psikologi ?
8.     Bagaimana hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu yang lainnya ?
9.     Bagaimana Sejarah Perkembangan Psikologi, dan Perkembangannya di Indonesia ?

C.    Tujuan Penulisan  
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.     Untuk mengetahui pengertian dari psikologi sebagai ilmu.
2.     Untuk mengetahui tujuan dari psikologi.
3.     Untuk mengetahui manfaat apa saja yang kita dapat dalam mempelajari psikologi.
4.     Untuk mengetahui kedudukan psikologi sebagai ilmu.
5.     Untuk mengetahui apa saja ruang lingkup psikologi.
6.     Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam psikologi.
7.     Untuk mengetahui cabang-cabang dari psikologi.
8.     Untuk mengetahui hubungan antara psikologi dengan ilmu lainnya.
9.     Untuk mengetahui sejarah perkembangan psikologi, dan perkembangannya di Indonesia.

D.    Manfaat Penulisan
1.     Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca, terutama pengetahuan tentang ilmu psikologi dalam mata kuliah pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
2.     Dapat dipertimbangkan sebagai bahan pemikiran atau masukan.
3.     Memberikan informasi baik bagi penulis maupun pembaca.






















ILMU PSIKOLOGI

A.    Pengertian Psikologi sebagai Ilmu
Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan logos yang artinya pengetahuan atau ilmu. Jadi, secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam segalanya, proses nya, maupun latar belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa.
Berbicara tentang jiwa, kita harus membedakan antara nyawa dan jiwa. Nyawa adalah jasmaniah yang keberadaannya bergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah (organik behavior) yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar. Proses belajar ialah proses yangmeningkatkan kepribadian (personality) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai baru, dan kecakapan baru sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses menghadapi kontradiksi-kontradiksi. Jadi, jiwa mengandung pengertian-pengertian, nilai-nilai kebudayaan, dan kecakapan-kecakapan.
Bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain seperti : ilmu pasti, ilmu alam, dan lain-lain, maka ilmu jiwa dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yang serba kurang tegas, sebab ilmu itu mengalami perubahan, tumbuh, berkembang untuk mencapai kesempurnaan. Namun ilmu ini sudah merupakan cabang ilmu pengetahuan.
Dengan ilmu psikologi manusia dapat mengetahui jiwa seseorang hanya dengan tingkah lakunya. Jadi, dari tingkah laku itulah orang dapat mengetahui jiwa seseorang dan tingkah laku merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar.
Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi juga mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan pada umumnya, yaitu :
1.     Objek tertentu
Objek tertentu merupakan syarat mutlak di dalam suatu ilmu, karena objek inilah yang menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam pengupasan lapangan ilmu pengetahuan itu. Tanpa adanya objek tertentu dapat diyakinkan tidak adanya pembehasan yang mapan.
2.     Metode penyelidikan tertentu
Metode merupakan hal yang penting dalam lapangan  ilmu pengetahuan setelah penentuan objek yang dipelajari. Tanpa adanya metode yang teratur dan tertentu, penyelidikan atau pembehasan kurang dapat dipertanggung jawabkan dari segi keilmuan.
3.     Sistematika yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya
Hasil pendekatan dari objek kemudian di sitematisasikan shingga menghasilkan sistematika yang teratur yang menggambarkan hasil pendekatan terhadap objek tersebut.
Dari beberapa definisi, secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala manusia. Karena para ahli jiwa mempunyai pendekatan yang berbeda-beda, maka definisi yang dikemukakan juga berbeda-beda.
Diantara pengertian yang dirumuskan oleh para ahli itu, antara lain sebagai berikut :
1.     William James (1890) mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang memelajari kehidupan mental. Jamen menekankan pentingnya unsur-unsur subjektif atau kemanusiaan yang tidak dapat dimasukan ke dalam perilaku yang terlihat atau diterima oleh indra manusia.
2.     John Watson (1919) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mengkaji perilaku yang secara objektif dapat dilihat dan dapat diterima oleh indra manusia yang lain.
3.     Feldman (1999) menyatakan psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses mental manusia.
4.     Menurut Singgih Dirgagunarsah, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
5.     Plato dan Aris, berpendapat bahwa: psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
6.     Wilhelm Wundt, tokoh psikologi experimental, berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti penggunaan panca indra, pikiran, perasaan (feeling) dan kehendak. Perkembangan psikologi dimulai sejak Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi yang pertama pada tahun 1879 dan meletakkan dasar ilmiah dalam ilmu psikologi.
7.     Woodworth dan Marquis, psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas individu sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan alam sekitar.
8.     Knight dan Knight, psikologi adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis tentang pengalaman dan tingkah laku manusia dan hewan, normal dan abnormal, individu atau sosial.
9.     Hilgert, psikologi memeplajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya.
10.  Ruch, psikologi merupakan bagian dari ilmu-ilmu biologi dan ilmu sosial, yang saling melengkapi dan saling berhubungan.
11.  Clifford T. Morgan, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan.
12.  Edwin G. Biring ang Herbert S. Langfeld, psikologi adalah studi tentang hakekat manusia.
13.  Garden Murphy, psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Pengertian psikologi diatas menunjukan beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan tersebut berasal dari adanya perbedaan titik tolak para ahli dalam mempelajari dan membahas kejiwaan yang sangat kompleks. Dari definisi yang ada, kita dapat melihata adanya unsur-unsur, yaitu :
a.      Tingkah laku atau perbuatan
Tingkah laku mempunyai arti yang lebih konkret daripada jiwa. Termasuk dalam tingkah laku disini adalah perbuatan-perbuatan yang terbuka maupun tertutup. Tingkah laku yang tertutup adalah tingkah laku yang hanya dapat diketahui secara tidak langsung melalui alat-alat atau metode khusus, misalnya: berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut, dan sebagainya. Tingkah laku yang terbuka adalah tingkah laku yang dapat diketahui secara langsung dari orang yang bersangkutan, misalnya berbicara, bercakap-cakap, dan sebagainya.
b.     Manusia
Makin lama objek material psikologi makin mengarah kepada manusia, karena manusialah yang paling berkepentingan dalam ilmu ini. Manusia memerlukan ilmu ini dalam berbagai segi kehidupannya, di sekolah, kantor, rumah tangga, dan sebagainya. Hewan pun bisa menjadi objek psikologi, tetapi hanya sebagai perbandingan saja atau untuk mencari fungsi-fungsi psikologi yang paling sederhana yang sukar dipelajari pada manusia.
c.      Lingkungan
Yaitu tempat manusia hidup, menyesuaikan dirinya (beradaptasi) dan mengembangkan dirinya. Berbeda dengan makhluk lainya di dunia ini, manusia tidak diciptakan berbulu tebal untuk melawan udara dingin, tidak bertaring kuat untuk membunuh mangsanya, dan tidak dapat berlari cepat untuk menghindar dari musuhnya, tapi manusia mempunyai alat yang sangat tangguh yang menyebabkan ia dapat bertahan hidup di dunia ini. Alat itu adalah akal budi. Dengan akal budi manusia dapat menyusun simbol-simbol yang berupa bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan, agama, dan sebagainya. Dengan simbol itulah, manusia dapat menguasai dunia, baik dalam fisiknya maupun alam sosialnya.
Untuk mengetahui psikologi lebih jelas kita bisa melihat objeknya. Ilmu adalah kumpulan ilmu pengetahuan namun, tidak dapat dibalik bahwa kumpulan pengetahuan itu adalah ilmu. Kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu apabila memiliki syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimasukkan adalah objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dipelajari atau diselidiki. Objek material mencakup hal-hal yang konkret. Objek formal suatu ilmu dapat dilihat dari batasan atau definisi ilmu tersebut.

B.    Tujuan Psikologi
Setiap kali kita mempelajari sesuatu, pasti memiliki tujuan untuk apa kita mempelajari hal tersebut. begitu pula dalam mempelajari psikologi.
Garis besar tujuan orang mempelajari psikologi adalah untuk menjadikan hidup manusia lebih baik, bahagia dan sempurna. Karena, hanya dengan mempelajari hal ihwal manusia, kita bisa menghindari atau paling tidak meminimalisir atau memperkecil suatu masalah antar manusia. Dalam mempelajari psikologi ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil darinya. Berikut ini penjelasan tujuan dan kegunaan mempelajari psikologi :
1.   Untuk memperoleh pemahaman tentang gejala-gejala jiwa, dan pengertian yang lebih sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada khususnya
2.   Untuk mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk mengenal tingkah laku remaja dan dewasa serta anak.
3.   Untuk mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.

C.    Manfaat Mempelajari Psikologi
Dalam mempelajari psikologi kita dapat mengambil beberapa manfaat, yaitu :
a. Dengan mempelajari psikologi orang akan mengetahui fakta-fakta dan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia. Ini penting untuk mengetahui kehidupan jiwa manusia,terlebih dahulu orang harus mengetahui tingkah lakunya.
b. Untuk memahami diri sendiri. Dengan mempelajari psikologi, sedikit banyaknya orang akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak maupun tingkah laku lainnya. Pengetahuan terhadap diri sendiri ini sangat perlu sebab orang yang tidak mengetahui diri sendiri tidak akan dapat menyesuaikan dirinya dengan baik kepada orang-orang lain dan dirinya sendiri.
c.    Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai dirinya sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri ini perlu agar dapat diketahui apakah diri ini wajar atau tidak. Kalau ternyata tidak wajar,maka dapat diselidiki faktor-faktor yang  menjadi penyebabnya. Apabila sudah diketahui sebab-sebabnya maka dapat diusahakan segera untuk diperbaiki agar dapat normal kembali.
d.   Pengenalan dan pemahaman terhadap jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain. Pemahaman akan diri sendiri dan  orang lain akan memungkinkan individu dapat meramalkan tingkah laku orang. Jadi psikologi yang dimiliki dapat memiliki sikap kritis terhadap tindakan yang akan dilakukan,agar tidak terjadi gejolak psikis yang tidak menguntungkan,baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
e.  Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk menilai atau memeriksa tingkah laku normal,sehingga dapat diketahui apakah tingkah laku seseorang itu sesuai dengan tingkat kewajaran atau kenormalannya 

D.    Kedudukan Psikologi
Istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak diragukan lagi sejak tahun 1878 yang dipelopori oleh J.B Watson sebagai ilmu yang mempelajari perilaku karena ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati, dicatat dan diukur, jiwa dipandang terlalu abstrak, dan jiwa hanyalah salah satu aspek kehidupan individu.
Psikologi dapat disebut sebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi syarat berikut :
1.   Secara sistematis psikologi dipelajari melalui penelitian-penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah,
2.   Memiliki struktur keilmuan yang jelas,
3.   Memiliki objek formal dan material,
4.   Menggunakan metode ilmiah seperti eksperimen, observasi, case history, test and measurement,
5.   Memiliki terminologi khusus seperti bakat, motivasi, inteligensi, kepribadian, dan
6.   Dapat diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan.
Psikologi sebagai suatu ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah, merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan penelitian-penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dijalankan secara terencana, sistematis, terkontrol, dan dalam psikologi berdasarkan atas data empiris.

E.    Ruang lingkup Psikologi
Para ahli psikologi mempelajari perilaku individu-individu dan kelompok-kelompok kecil individu. Disiplin ini kadang didefinisikan untuk meliputi semua bentuk perilaku : manusia dan bukan manusia, manusia normal dan abnormal, individu dan kelompok, fisik dan mental, dan secara insting maupun dengan cara dipelajari. Secara tradisi, para ahli psikologi telah mempelajari tentang belajar, pertumbuhan dan perkembangan, berpikir, perasaan, perilaku kelompok, perkembangan kepribadian, dan perilaku abnormal. Sehingga ruang lingkup psikologi dapat ditinjau dari segi objeknya. Psikologi dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu:
a.    Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.
b.   Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan.
Menurut Emmanuel Kant (1724-8104) ruang lingkup psikologu terbagi menjadi tiga, yaitu :
·     kognisi, pemahaman pikiran.
·     emosi, gejala jiwa yang menonjol yang menimbulkan gejolak jiwa.
·     Konasi, ketindak atau kemauan.

F.     Metode Psikologi
Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos” adalah cara atu jalan. Dalam konteks ilmiah, metode menyangkut masalah cara kerja, yaitu cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Berkaitan dengan metode ini, cabang-cabang ilmu mengembangkan metodologinya ( yaitu pengetahuan tentang berbagai cara kerja) yang disesuaikan dengan objek studi ilmu-ilmu yang bersangkutan . metodik (kumpulan metode) merupakan jalan atau cara yang nantinya akan ditempuh guna lebih mendalami objek studi.
Psikologi memiliki metode sebagai berikut, yaitu:
1.     Metode Eksperimental
Metode eksperimental merupakan observasi atau pengematan terhadap suatu kejadian atau gejala yang berlangsung di bawah kondisi atau syarat tertentu. Dalam psikologi, metode ini bermaksud menyelidiki pengeruh kondisi tertentu terhadap tingkah laku individu. Metode eksperimen dapat digunakan diluar maupun di dalam laboratoriu. Sebagai contoh, kita dapat meneliti efek berbagai metode psikoterapi dengan mencoba metode tersebut pada kelompok individu yang terpisah yang mengelami gangguan emosional serupa, metode ini masalah logika bukan lokasi, namun sebagian eksperimen dilakukan di laboratorium khusus terutama karena diperlukan instrumen yang persis untuk mengendalikan presentasi stimuli dan mendapatkan penilaian perilaku yang tepat.
Eksperimen dalam laboratorium memiliki kelebihan, yaitu dapat mengontrol lingkungan sehingga ahli psikologi dapat memilih faktor-faktor tersebut sementara yang lain dipertahankan ke konstanannya. Misalnya, jika ia ingin menemukan efek kurang tidur pada prestasi belajar anak berusia sepuluh tahun, ia mungkin membawa sekelompok anak berusia sepuluh tahun ke dalam laboratorium dan coba mempertahankan kekonstanan lingkungan dan aktivitas mereka, kecuali untuk jumlah waktu tidur. Kemudian ia membandingkan kelompok yang tidur sepuluh jam pada malam hari seperti seharusnya dan yang hanya tidur tiga jam dengan berusaha menjaga agar anak-anak tersebut mendengar suara ribut yang sama dan bahwa ada yang tidak meminum kopi. Dalam lingkungan yang terkontrol, tiap perbedaan diantara kelompok anak berusia sepuluh tahun tersebut, dapat diasumsikan dengan lebih yakin bahwa memang ada kaitan antara prestasi dan faktor kurang tidur. Kelemahannya adalah data yang didapat harus dikaji lebih dalam lagi dan tentu saja membutuhkan banyak biaya.
2.     Metode Non-eksperimental
Metode ini menjelaskan cara untuk mengumpulkan informasi yang ada di luar laboratorium yaitu ada yang formal dan tepat, ada pula yang tidak terlalu formal. Metode ini terbagi lagi menjadi empat bagian, yaitu :
a.    Metode Observasi
Metode ini menitikberatkan pada pengobservasian perilaku, perekaman atau pengukuran peristiwa, dan penguji cobaan sesuatu untuk menarik kesimpulan sehingga psikologi didefinisikan sebagai kajian ilmiah terhadap perilaku. Metode observasi dalam psikologi banyak dilakukan untuk mempelajari tingkah laku anak-anak, interaksi sosial, aktivitas keagamaan, peperangan, aktivitas kejahatan, dan kejadian lain yang tidak dapat dieksperimenkan. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang diinginkan. Dalam metode ini, perilaku yang muncul tidak dikondisikan dan terjadi secara alamiah.
Kelebihannya adalah perilaku yang muncul benar-benar mewakili kejadian yang sebenarnya karena hal itu terjadi secara alamiah. Kelemahan dari metode ini adalah hasilnya tergantung pada muncul atau tidaknya suatu perilaku yang akan diteliti tersebut. Data yang dihasilkan juga seringkali tidak sesuai dengan yang diharapkan.
b.   Metode Studi Kasus (Case Study/ Case History)
Studi kasus yang dilakukan oleh Freud terjadi di Wina sebelum peralihan abad ini. Seorang dokter berpenampilan sederhana, mengejutkan dunia kaum terpelajar, ketika itu sang dokter memproklamasikan bahwa asal muasal cinta pada anak-anak adalah daya tarik seksual. Freud muda menyajikan teori rumit yang mengklaim bahwa anak-anak dalam keluarga biasa kerap diseduksi (seduced) oleh orang tuanya.
Kelemahan metode ini adalah seakan-akan memberikan kesan bahwa objeknya adalah orang-orang yang jiwanya tidak normal, sehingga hasil yang di capainya kurang representatif untuk menggambarkan keadaan jiwa pada umumnya.
c.    Metode Survei (Wawancara)
Servei adalah suatu metode yang bertujuan mengumpulkan sejumlah besar variabel mengenai sejumlah besar individu melalui alat pengukur wawancara. Survei  digunakan untuk mengukur berbagai fenomena yang ada. Dalam penelitian seperti ini, kita tak perlu memperhitungkan hubungan antar variabel. Tujuan pokoknya adalah memanfaatkan data yang diperoleh untuk memecahkan masalah daripada untuk menguji hipotesis.
Pada dasarnya survei mempunyai dua lingkup, yaitu survei sensus yaitu survei yang meliputi seluruh populasi yang didinginkan dan survei sampel yaitu survei yang dilakukan hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi. Survei dapat digunakan untuk menabulasi objek-objek nyata atau mengukur hal-hal yang tidak nyata, misalnya survei tentang pendapat umum sedangkan menghitung suara hasil suatu pemilihan umum adalah mengukur objek-objek nyata.
d.   Metode Koralisasional
Metode ini digunakan untuk meneliti hubungan diantara berbagai variabel. Dengan kata lain, metode korelasional bermaksud mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya, contoh :
·     Studi yang mempelajari saling hubungan antara skor kepemimpinan dengan prestasi kerja,
·     Studi secara analisis faktor mengenai tes kepribadian,
·     Studi untuk meramalkan keberhasilan kepemimpinan berdasarkan tes bakat.
Metode korelasional ini digunakan untuk :
Ø Mengukur hubungan diantara variabel,
Ø Meramalkan variabel tak terbatas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan
Ø Meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental.
Melalui metode korelasional, kita bisa memestikan berapa besar yang disebabkan oleh suatu variabel dalam hubungannya dalam variasi yang disebabkan oleh variabel lain. kita mengumpulkan atau lebih perangkat nilai dari sebuah sampel peserta, kemudian kita menghitung hubungan antar perangkat tersebut. sebagai contoh, jika kita menguji hipotesis tentang hubungan antara kreativitas dan kemampuan mental pada sampel mahasiswa, nilai dari dua variabel tersebut dikumpulkan, lalu dihitung korelasi koefisien antara dua peringkat tersebut. 

G.  Cabang-Cabang Psikologi
Lapangan spesialisasi dalam psikologi meliputi beberapa yang berorientasi ilmu sosial dan yang lainnya lebih menyerupai ilmu alam. Sehingga seiring perkembangan budaya manusia, maka ilmu psikologi berkembang mengikutinya sehingga muncul banyak cabang ilmu psikologi, yaitu antara lain:
a.   Psikologi sosial
Bidang ini mempunyai tiga ruang lingkup, yaitu :
·     studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat),
·     studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain,
·     studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, persaingan dan konflik.
b.   Psikologi pendidikan
Yaitu suatu cabang untuk mempelajari psikologi bagaimana suatu individu dalam melakukan kegiatan belajar dan juga meninjau keefektifan suatu cara pengajaran. psikologi pendidikan sebenarnya merupakan perkembangan dan penggabungan antara psikologi sosial dan psikologi perkembangan.
c.    Psikologi industri dan organisasi
Adalah ilmu psikologi yang difokuskan tentang bagaimana perkembangan, prediksi kinerja dan evaluasi kerja yang dilakukan seseorang. Sedangkan psikologi organisasi adalah ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana sebuah organisasi dalam berinteraksi dan mempengaruhi para anggotanya.
d.   Psikologi klinis
Adalah cabang ilmu psikologi yang menerapkan psikologi untuk memahami dan memulihkan kembali keadaan psikologi seseorang ke dalam psikologi normal serta mencegah terjadinya perilaku abnormal.
e.    Psikologi perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kapan dan bagaimana perubahan yang terjadi pada manusia dari waktu ke waktu/ mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi soaial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. dan berkaitan erat juga dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat  membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.
f.    Psikologi Kerekayasaan
Yaitu suatu cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dan mesin guna meminimalisir adanya human error ketika menggunakan mesin.

H.  Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu lain
Hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain ini bersifat timbal balik dalam artian psikologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain, dan sebaliknya, ilmu-ilmu lain juga memerlukan bantuan psikologi. Ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan psikologi yaitu sebagai berikut :
1)   Hubungan Psikologi dengan Sosiologi
Mead dan mahzabnya mengisyaratkan adanya suatu kemungkinan bagi apa yang dinamakan “psikologi sosiologis” artinya suatu psikologi yang memperoleh perspektif-perspektif dasarnya dari suatu pemehaman sosiologis tentang kondisi manusia. Dalam bukunya Sosial Psychology, an Interdisiplinary Approach, Bonner menyatakan bahwa ilmu yang lain berpengaruh pada psikologi sosial adalah sosiologi yaitu terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antar individu dan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku sosial dan antropologi yaitu ini berpengaruh karana perilaku sosial itu selamanya terjadi dalam suprastruktur budaya tertentu. 
Psikologi sosial mempunyai perbedaan dengan psikologi sebagai ilmu induknya. Menurut Bonner, psikologi sosial mempelajari tentang perilaku individu yang bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya, sedangkan sosiologi mempelajari perilaku apa saja, terlepas dari makna sosialnya. Perbedaan psikologi sosial dengan sosial dalam hal fokus studinya adalah jika psikologi sosial memusatkan penelitiannya pada perilaku individu, sedangkan sosiologi tidak memperhatikan individu yang menjadi perhatiannya adalah sistem dan struktur sosial yang dapat berubah atau konstan tanpa bergantung pada individu-individu. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa unit analisis psikologi sosial adalah individu dan unit analisis sosiologi adalah kelompok.
2)   Hubungan Psikologi dengan Antropologi
Kontribusi antropologi sangatlah besar terhadap psikologi, yaitu dengan lahirnya sub-ilmu atau spesialisasi dari antropologi yang disebut etnopsikologi, atau antropologi psikologikal, atau juga studi kebudayaan dan kepribadian (study of culture and personality). Sejak setengah abad lalu, di Amerika Serikat dan Inggris telah berkembang berbagai penelitian antropologi yang dalam analisisnya menggunakan banyak konsep psikologi. Berbagai penelitian itu dimulai karena imbulnya perhatian terhadap tiga masalah, yaitu :
1.    Masalah “kepribadian bangsa”
2.    Masalah peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat, dan
3.    Masalah nilai universal dari konsep-konsep psikologi. 
Hubungan psikologi dengan antropologi yaitu munculnya cabang baru antropologi, yaitu anthropology in mental health. Bidang penelitian dan pembahasan ini lebih difokuskan pada emosi-emosi yang tertekan. Keadaan jiwa ini lebih disebabkan oleh aspak-aspek sosial budaya dan inilah kajian dari anthropology in mental health.
3)   Hubungan Psikologi dengan Ilmu Politik
Ilmu politik erat hubungannya dengan psikologi, khususnya psikologi sosial dalam analisis politik jelas dapat kita ketahui apabila kita sadar bahwa analisis sosial politik secara makro diisi dan diperkuat analisis yang bersifat mikro. Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peran penting dalam bidang politik. Justru karena prinsip-prinsip politik lebih luas daripada prinsip-prinsip hukum dan meliputi banyak hal yang berada di luar hukum dan masuk dalam kebijaksanaan, bagi para politisi sangat penting apabila mereka dapat menyelam gerakan jiwa dari rakyat pada umumnya, dan dari golongan tertentu pada khususnya, bahkan juga dari oknum tertentu. Untuk memahami perilaku pemilih bisa diguakan beberapa pendekatan, penjelasan teoritis tentang voting behavior didasarkan pada dua model pendekatan yaitu pendekatan sosiologi, seperti namanya pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologi terutama konsep sikap dan sosialisasi untuk menjelaskan perilaku pemilih. Menurut pendekatan ini, para pemilih di AS menentukan pilihan karena pengaruh kekuatan psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari proses sosialisasi. Mereka menjelaskan bahwa sikap seseorang sebagai refleksi dari kepribadian seseorang merupakan variabel yang menentukan dalam mempengaruhi perilaku pemilih.
4)   Hubungan Psikologi dengan Ilmu Komunikasi
Menurut Fisher behwa komunikasi memang mencakup semuanya, dan bersifat sangat eklektif (menggabugkan berbagai bidang), sifat ini dikatakan oleh Schramm sebagai “jalan simpang paling ramai dengan segala disiplin yang melintasinya”. Ia mengumpamakan ilmu komunikasi sebagai suatu oasis, yang merupakan persimpangan jalan, tempat bertemu berbagai ilmu (musyafir) yang tengah dalam perjalanan menuju tujuan ilmunya masing-masing. Eklektisme komunikasi sebagai suatu bidang studi, tampak pada konsep-konsep komunikasi yang berkembang selama ini, yang berhasil dirangkum oleh Fisher dalam empat kelompok yang disebut perspektif ialah :
(1)  Perspektif mekanistis,
(2)  perspektif psikologis,
(3)  perspektif interaksional, dan
(4)  perspektif pragmatis.
Ilmu komunikasi yang telah tumbuh sebagai ilmu yang berdiri sendiri kemudian melakukan “perkawinan” dengan ilmu-ilmu lainnya yang pada gilirannya melahirkan berbagai sub-disiplin seperti : komunikasi politik (dengan ilmu politik), sosiologi komunikasi massa (dengan sosiologis), dan psikologi komunikasi (dengan psikologi). Dengan demikian, ilmu komunikasi pun didefinisikan sebagai “ ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam komunikasi”.
5)   Hubungan Psikologi dengan Biologi
Biologi mempelajari kehidupan jasmaniah manusia atau hewan, yang bila dilihat dari objek materialnya, terdapat bidang yang sama dengan psiologi, hanya saja objek formalnya berbeda. Objek formal biologis adalah kehidupan jasmaniah (fisik), sedangkan objek formal psikologis adalah kegiatan atau tingkah laku manusia. Menurut Bonner psikologi merupakan ilmu yang subjektif karena mempelajari pengindraan (sensation) dan pesepsi manusia sehingga manusia dianggap sebagai subjek atau pelaku, bukan objek, mempelajari nilai-nilai yang berkembang dari persepsi subjek, mempelajari perilaku secara “molar” (perilaku penyesuaian diri secara menyeluruh). Sedangkan biologi merupakan ilmu yang objektif atau ilmu yang mempelajari manusia sebagai jasad/objek, fakta yang diperoleh dari penelitian terhadap jasad manusia dan termasuk ilmu faal yang mempelajari manusia secara “molekular” (mempelajari bagian-bagian dari perilaku berupa gerakan refleks proses ketubuhan dan sebagainya).
Biologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, semua benda yang hidup menjadi obyek biologi, dan cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung didalamnya. Baik psikologi dan biologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing ilmu tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun dati segi-segi tertentu kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan. Biologi maupun psikologi mempelajari perihal proses-proses kejiwaan. Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa disamping adanya hal yang sama-sama dipelajari oleh kedua ilmi tersebut, misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang berhubungan dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain. Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat, intelegensi, dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi.
6)   Hubungan Psikologi dengan Ilmu Alam
Psikologi delam penelitiannya banyak terpengaruh oleh ilmu alam. Psikologi menyadari bahwa objek penyelidikannya adalah manusia dan tingkah lakunya yang hidup dan selalu berkembang, sedangkan objek ilmu alam adalah benda mati. Ilmu alam dan psikologi awalnya berasal dari ilmu filsafat. Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu pengetahuan alam menjadi contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi, khususnya metode ilmu pengetahuan mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi. Karenanya sebagian ahli berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan alam. Oleh sebab itu, psikologi mencari metode lain yang sesuai dengan sifat keilmuannya sendiri, yaitu metode “fenomenologi”, suatu metode penelitian yang menitik beratkan gejala hidup kejiwaan. Pada ilmu pengetahuan alam orang meneliti objeknya secara murni ilmiah, dengan menggunakan hukum-hukum dan gejala-gejala penampakan yang bisa diamati dengan cermat. Psikologi merupakan ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun pada akhirnya, metode ilmu pengetahuan alam tidak seluruhnya digunakan dalam lapangan psikologi.
Oleh karena perbedaan dalam obyeknya. Sebab ilmu pengetahuan alam berobyekkan pada benda-benda mati. Sedangkan psikologi berobyekan pada manusia hidup, sebagai makhluk yang dinamik, berkebudayaan, tumbuh, berkembang dan dapat berubah setiap saat. Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi menyelidiki dan mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya, setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan kurang sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan demikian akan terjadi hubungan timbal balik.
7)   Hubungan Psikologi dengan Filsafat
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat segala sesuatu. Karena itu, filsafat juga mempelajari masalah-masalah hakikat jiwa, hakikat hidup, hubungan antara jiwa dan Tuhan sebagai penciptanya dan lain sebagainya.Filsafat adalah hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia Ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya. Kesimpulan filasafat tentang kemanusiaan akan ‘pincang’ dan jauh dari kebenaran jika tida mempertimbangkan hasil psikolog .
Meskipun psikologi memisahkan diri dari filsafat , namau psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat , karena kedua ilmu ini memiliki ilmu obyek yang sama yaitu manusia sebagai makhluk hidup . Namun berbeda dalam pengkajiannya . Dalam ilmu psikologi , yang dipelajari dari manusia adalah mengenai jiwa, tetapi tidak dipelajari secara langsung karena bersifat abstrak dan membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa tersebut, yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya . Sedangkan dalam ilmu filsafat yang dibicarakan adl mengenai hakikat dan kodrat manusia serta tujuan hidup manusia . Sehingga ilmu psikologi dan filsafat terdapat suatu hubungan yang timbal balik dan saling melengkapi antara keduanya.
Bruno membagi pengertian psikologi ke dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan, yaitu sebagai berikut:
a)   Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “roh”.
b)   Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “kehidupan mental”.
c)   Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “tingkah laku” organism.
8)   Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan
Psikologi dan ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak berdasarkan kepada psikologi perkembangan. Demikian pula watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan oleh psikologi. Karena begitu eratnya tugas antara psikologi dan ilmu pendidikan, kemudian lahirlah suatu subdisiplin ilmu pendidikan (educational psychology).
Reber menyebut psikologi pendidikan sebagai subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:
1.   Penerapan prinsip belajar dalam kelas.
2.   Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
3.   Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
4.   Sosialisasi proses-proses dan interaksi dengan pendayagunaan ranah kognitif.
5.   Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Jadi meskipun psikologi pendidikan cenderung dianggap oleh banyak kalangan atau para ahli psikologi (termasuk psikologi pendidikan itu sendiri) sebagai subdisiplin psikologi yang bersifat terapan atau praktis, bukan teoritis, cabang psikologi ini dipandang telah memiliki konsep, teori dan metode sendiri, sehingga mestinya tidak lagi dianggap sebagai subdisiplin, tetapi disiplin (cabang ilmu) yang berdiri sendiri.
Mendidik dan mengajar yang berhasil diantaranya harus menyesuaikan diri dengan keadaan jiwa anak, dan itu semua memerlukan psikologi. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan: bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan Fireworks.

I.      Sejarah Perkembangan Psikologi , dan Perkembangannya di Indonesia
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Psikologi sebagai ilmu tidak terlepas dari perkembangan psikologi itu sendiri serta ilmu-ilmu yang lainnya. Dari waktu ke waktu psikologi sebagai ilmu mengalami perkembangan, sesuai dengan keadaan itu sendiri.
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri dimulai sejak tahun 1897 oleh Willhelm (1832-1920). Pada waktu itu w. Woundt mendirikan laboratorium psikologi di Leipziq, Jerman. Pada saat itu psikologi terlepas dari filsafat, ilmu dan ilmu pengetahuan alam dengan sendirinya.
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.
Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih mamahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Di laboratorium W. Woundt melakukan eksperimen dalam usaha menyelidiki jiwa lewat gejala-gejala jiwa. Karena  metodenya itulah W. Woundt disebut juga sebagai tokoh psikologi eksperemental, dia berpendapat gajala jiwa tidak dapat diterangkan berdasarkan semata-mata hanya pengamatan dan perenungan terhadap proses alam seperti yang diterangkan dalam psikologi fisidogi tetap harus dengan mempelajari ilmu itu sendiri.
Setelah psikologi berdiri sebagai ilmu mandiri, muncullah berbagai aliran psikologi dengan metodenya sendiri. Sejak awal abad ke-20 sampai sekarang, proses spesialisasi psikologi dalam aliran-aliran yang mengkhususkan diri berkembang dengan pesat. Tetapi pada intinya ada 2 hal yang menjadi tujuan yaitu:
1.   Akan terjadi pendalaman studi pada bidangnya masing-masing sehingga lebih jelas,
2.   Akan terjadi pengetahuan pada penerapan lebih intensif bagi kehidupan manusia.
Ø Sejarah Perkembangan Psikologi di Indonesia
Kebutuhan psikologi di indonesia mulai terasa sejak tahun 1950. Khususnya dalam dunia penyelidikan nasional yang semerawut setelah kemerdekaan yang dipelopori oleh Prof. Slamet Imam Santoso, guru terbesar fakultas kedokteran UI. Pada tahun 1953 dibentuk lembaga pedidikan psikologi di Indonesia. Setelah itu banyak perguruan tinggi yang membuka fakultas psikologi karena kebutuhan akan jasa mereka meningkat. Namun demikian evaluasi yang memuaskan baik itu terhadap lembaga pendidikan psikologi itu sendiri maupun perkembangan psikologi sebagai ilmu di Indonesia masih sulit di lakukan.
Menurut John S. Nimponeon (1985) pendidikan psikologi di Indonesia masih belum memuaskan, karena tidak jelasnya kebutuhan psikologi yang dibarengi dengan penyerapan tenaga yang tidak sesuai dengan output pendidikan tinggi dan tidak jelasnya perencanaan karir di bidang psikologi oleh para lulusannya.
Perkembangan psikologi sebagai ilmu sangat dipengaruhi oleh persepsi para psikologi terhadap ilmunya sendiri. Psikologi sebagai ilmu di Indonesia juga masih bertumpang tindih dengan berbagai ilmu sosial lain. agar psikologi cukup berkembang, para ahli harus memperjelas arahnya, sehingga penelitian-penelitian yang dilakukan bisa murni demi perkembangan psikologi.














PENUTUP

A.      Kesimpulan
B.      Saran



















DAFTAR PUSTAKA

Dian putra Hubungan psikologi dengan ilmu lainnya. (Online). Tersusun di http://dianputra21.blogspot.com/2013/03/hubungan-psikologi-dengan-ilmu-lainnya.html diakses pada 19 september 2014
Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. PT. Indeks : Jakarta
Moeslim madani makalah psikologi. (Online). Tersusun di : http://moeslimmadani.blogspot.com/2012/07/makalah-psikologi.html diakses pada 19 september 2014
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung
Tjiptosubadi pengertian psikologi. (Online). Tersusun di : http://tjiptosubadi.blogspot.com/2011/01/pengertian-psikologi.html diakses pada 19 september 2014
Uni konselor hubungan psikologi dengan ilmu lainnya. (Online) tersusun di : http://unikonselor.blogspot.com/2013/01/hubungan-psikologi-dengan-ilmu-lain.html diakses pada 29 september 2014
Wikipedia Psikologi. (Online). Tersusun di : http://id.wikipedia.org/wiki/Psikolog diakses pada 29 september 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar