MAKALAH
PENDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN SOSIAL
( ABKA2305 )
ILMU
PSIKOLOGI
Dosen Pembimbing :
Dra. Rabiatul
Adawiah, M.SI
![]() |
Disusun
Oleh :
KELOMPOK
7
1.
HAIRINA WASLIAH (A1A213024)
2.
HOTIMAH (A1A213018)
3.
M. ARIF BUDIMAN (A1A213011)
4.
MISNA (A1A213045)
5.
ZAINAB (A1A213081)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN Kn
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN SOSIAL
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2014
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
dan tak lupa shalawat serta salam kami curahkan kepada nabi besar Muhammad SAW
karena atas perjuangannya lah kita dapat merasakan nikmatnya iman dan islam
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang
dibimbing oleh Dra. Rabiatul Adawiah, M.SI
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu demi kelancaran tugas ini. Makalah yang kami buat tentu
jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran sangat kami harapkan
untuk memperbaiki makalah-makalah yang akan dibuat kedepannya.
Tak banyak yang dapat kami sampaikan dalam kesempatan kali
ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah yang kami buat
dapat memberikan manfaat bagi kami khususnya dan bagi siapa saja umumnya.
Wa’alaikumussalam
warah matullahi wa barokatuh
Banjarmasin, 25 September 2014
Tim
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A.
Latar Belakang .......................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.........................................................................................
C.
Tujuan
Penulisan...........................................................................................
D.
Manfaat
Penulisan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Psikologi
sebagai ilmu................................................................
B.
Tujuan dari
Psikologi....................................................................................
C.
Manfaat
dari Psikologi..................................................................................
D.
Kedudukan
Psikologi sebagai Ilmu...............................................................
E.
Ruang
lingkup Psikologi...............................................................................
F.
Metode-metode
dalam Psikologi..................................................................
G.
Cabang-cabang
Ilmu Psikologi.....................................................................
H.
Hubungan
Psikologi dengan Ilmu-ilmu lainnya...........................................
I.
Sejarah
Perkembangan Psikologi, dan Perkembangannya di Indonesia......
BAB III PENUTUP ...........................................................................................
A.
Kesimpulan ...........................................................................................
B.
Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan di sajikan, yaitu :
1. Apa
pengertian dari Psikologi sebagai Ilmu ?
2. Apa
tujuan dari psikologi ?
3. Apa
manfaat dari mempelajari psikologi ?
4. Bagaimana
kedudukan psikologi sebagai ilmu ?
5. Apa
saja ruang lingkup psikologi ?
6. Apa
saja metode yang digunakan dalam psikologi ?
7. Apa
saja cabang-cabang dari psikologi ?
8. Bagaimana
hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu yang lainnya ?
9. Bagaimana Sejarah Perkembangan Psikologi, dan
Perkembangannya di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian dari psikologi sebagai ilmu.
2. Untuk
mengetahui tujuan dari psikologi.
3. Untuk
mengetahui manfaat apa saja yang kita dapat dalam mempelajari psikologi.
4. Untuk
mengetahui kedudukan psikologi sebagai ilmu.
5. Untuk
mengetahui apa saja ruang lingkup psikologi.
6. Untuk
mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam psikologi.
7. Untuk
mengetahui cabang-cabang dari psikologi.
8. Untuk
mengetahui hubungan antara psikologi dengan ilmu lainnya.
9. Untuk
mengetahui sejarah perkembangan psikologi, dan perkembangannya di Indonesia.
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah
wawasan bagi penulis dan pembaca, terutama pengetahuan tentang ilmu psikologi
dalam mata kuliah pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
2. Dapat
dipertimbangkan sebagai bahan pemikiran atau masukan.
3. Memberikan
informasi baik bagi penulis maupun pembaca.
ILMU PSIKOLOGI
A.
Pengertian
Psikologi sebagai Ilmu
Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang
artinya jiwa, dan logos yang artinya pengetahuan atau ilmu. Jadi, secara
etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang
jiwa, baik mengenai macam-macam segalanya, proses nya, maupun latar
belakangnya. Dengan singkat disebut ilmu jiwa.
Berbicara
tentang jiwa, kita harus membedakan antara nyawa dan jiwa. Nyawa adalah
jasmaniah yang keberadaannya bergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan
perbuatan badaniah (organik behavior) yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh
proses belajar. Proses belajar ialah proses yangmeningkatkan kepribadian
(personality) dengan jalan berusaha mendapatkan pengertian baru, nilai-nilai
baru, dan kecakapan baru sehingga ia dapat berbuat yang lebih sukses menghadapi
kontradiksi-kontradiksi. Jadi, jiwa mengandung pengertian-pengertian,
nilai-nilai kebudayaan, dan kecakapan-kecakapan.
Bila dibandingkan dengan ilmu-ilmu lain seperti :
ilmu pasti, ilmu alam, dan lain-lain, maka ilmu jiwa dapat dikatakan sebagai
ilmu pengetahuan yang serba kurang tegas, sebab ilmu itu mengalami perubahan,
tumbuh, berkembang untuk mencapai kesempurnaan. Namun ilmu ini sudah merupakan
cabang ilmu pengetahuan.
Dengan ilmu psikologi manusia dapat mengetahui jiwa
seseorang hanya dengan tingkah lakunya. Jadi, dari tingkah laku itulah orang
dapat mengetahui jiwa seseorang dan tingkah laku merupakan kenyataan jiwa yang
dapat kita hayati dari luar.
Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi juga mempunyai
sifat-sifat yang dimiliki oleh ilmu pengetahuan pada umumnya, yaitu :
1. Objek
tertentu
Objek tertentu
merupakan syarat mutlak di dalam suatu ilmu, karena objek inilah yang
menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam pengupasan lapangan ilmu
pengetahuan itu. Tanpa adanya objek tertentu dapat diyakinkan tidak adanya
pembehasan yang mapan.
2. Metode
penyelidikan tertentu
Metode merupakan hal
yang penting dalam lapangan ilmu
pengetahuan setelah penentuan objek yang dipelajari. Tanpa adanya metode yang
teratur dan tertentu, penyelidikan atau pembehasan kurang dapat dipertanggung
jawabkan dari segi keilmuan.
3. Sistematika
yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya
Hasil pendekatan dari
objek kemudian di sitematisasikan shingga menghasilkan sistematika yang teratur
yang menggambarkan hasil pendekatan terhadap objek tersebut.
Dari
beberapa definisi, secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia atau ilmu yang mempelajari gejala-gejala
manusia. Karena para ahli jiwa mempunyai pendekatan yang berbeda-beda, maka
definisi yang dikemukakan juga berbeda-beda.
Diantara
pengertian yang dirumuskan oleh para ahli itu, antara lain sebagai berikut :
1. William
James (1890) mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang memelajari kehidupan
mental. Jamen menekankan pentingnya unsur-unsur subjektif atau kemanusiaan yang
tidak dapat dimasukan ke dalam perilaku yang terlihat atau diterima oleh indra
manusia.
2. John
Watson (1919) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mengkaji perilaku
yang secara objektif dapat dilihat dan dapat diterima oleh indra manusia yang
lain.
3. Feldman
(1999) menyatakan psikologi adalah studi ilmiah tentang perilaku dan proses
mental manusia.
4. Menurut
Singgih Dirgagunarsah, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia.
5. Plato
dan Aris, berpendapat bahwa: psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
6. Wilhelm
Wundt, tokoh psikologi experimental, berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri
manusia, seperti penggunaan panca indra, pikiran, perasaan (feeling) dan
kehendak. Perkembangan psikologi dimulai sejak Wilhelm Wundt mendirikan
laboratorium psikologi yang pertama pada tahun 1879 dan meletakkan dasar ilmiah
dalam ilmu psikologi.
7. Woodworth
dan Marquis, psikologi ialah ilmu pengetahuan yang mempelajari aktivitas
individu sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya
dengan alam sekitar.
8. Knight
dan Knight, psikologi adalah ilmu yang mempelajari secara sistematis tentang
pengalaman dan tingkah laku manusia dan hewan, normal dan abnormal, individu
atau sosial.
9. Hilgert,
psikologi memeplajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya.
10. Ruch,
psikologi merupakan bagian dari ilmu-ilmu biologi dan ilmu sosial, yang saling
melengkapi dan saling berhubungan.
11. Clifford
T. Morgan, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan
hewan.
12. Edwin
G. Biring ang Herbert S. Langfeld, psikologi adalah studi tentang hakekat
manusia.
13. Garden
Murphy, psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh
makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Pengertian
psikologi diatas menunjukan beragamnya pendapat para ahli psikologi. Perbedaan
tersebut berasal dari adanya perbedaan titik tolak para ahli dalam mempelajari
dan membahas kejiwaan yang sangat kompleks. Dari definisi yang ada, kita dapat
melihata adanya unsur-unsur, yaitu :
a. Tingkah
laku atau perbuatan
Tingkah
laku mempunyai arti yang lebih konkret daripada jiwa. Termasuk dalam tingkah
laku disini adalah perbuatan-perbuatan yang terbuka maupun tertutup. Tingkah
laku yang tertutup adalah tingkah laku yang hanya dapat diketahui secara tidak
langsung melalui alat-alat atau metode khusus, misalnya: berpikir, sedih,
berkhayal, bermimpi, takut, dan sebagainya. Tingkah laku yang terbuka adalah
tingkah laku yang dapat diketahui secara langsung dari orang yang bersangkutan,
misalnya berbicara, bercakap-cakap, dan sebagainya.
b. Manusia
Makin
lama objek material psikologi makin mengarah kepada manusia, karena manusialah
yang paling berkepentingan dalam ilmu ini. Manusia memerlukan ilmu ini dalam
berbagai segi kehidupannya, di sekolah, kantor, rumah tangga, dan sebagainya.
Hewan pun bisa menjadi objek psikologi, tetapi hanya sebagai perbandingan saja
atau untuk mencari fungsi-fungsi psikologi yang paling sederhana yang sukar
dipelajari pada manusia.
c. Lingkungan
Yaitu
tempat manusia hidup, menyesuaikan dirinya (beradaptasi) dan mengembangkan
dirinya. Berbeda dengan makhluk lainya di dunia ini, manusia tidak diciptakan
berbulu tebal untuk melawan udara dingin, tidak bertaring kuat untuk membunuh
mangsanya, dan tidak dapat berlari cepat untuk menghindar dari musuhnya, tapi
manusia mempunyai alat yang sangat tangguh yang menyebabkan ia dapat bertahan
hidup di dunia ini. Alat itu adalah akal budi. Dengan akal budi manusia dapat
menyusun simbol-simbol yang berupa bahasa, kesenian, ilmu pengetahuan, agama,
dan sebagainya. Dengan simbol itulah, manusia dapat menguasai dunia, baik dalam
fisiknya maupun alam sosialnya.
Untuk
mengetahui psikologi lebih jelas kita bisa melihat objeknya. Ilmu adalah
kumpulan ilmu pengetahuan namun, tidak dapat dibalik bahwa kumpulan pengetahuan
itu adalah ilmu. Kumpulan pengetahuan dapat disebut ilmu apabila memiliki
syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang dimasukkan adalah objek material dan
objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dipelajari atau diselidiki.
Objek material mencakup hal-hal yang konkret. Objek formal suatu ilmu dapat
dilihat dari batasan atau definisi ilmu tersebut.
B.
Tujuan
Psikologi
Setiap kali kita mempelajari sesuatu, pasti memiliki
tujuan untuk apa kita mempelajari hal tersebut. begitu pula dalam mempelajari
psikologi.
Garis besar tujuan orang mempelajari psikologi
adalah untuk menjadikan hidup manusia lebih baik, bahagia dan sempurna. Karena,
hanya dengan mempelajari hal ihwal manusia, kita bisa menghindari atau paling
tidak meminimalisir atau memperkecil suatu masalah antar manusia. Dalam
mempelajari psikologi ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil darinya.
Berikut ini penjelasan tujuan dan kegunaan mempelajari psikologi :
1. Untuk
memperoleh pemahaman tentang gejala-gejala jiwa, dan pengertian yang lebih
sempurna tentang tingkah laku sesama manusia pada umumnya dan anak-anak pada
khususnya
2. Untuk
mengetahui perbuatan-perbuatan jiwa serta kemampuan jiwa sebagai sarana untuk
mengenal tingkah laku remaja dan dewasa serta anak.
3. Untuk
mengetahui penyelenggaraan pendidikan dengan baik.
C.
Manfaat
Mempelajari Psikologi
Dalam mempelajari psikologi kita dapat mengambil
beberapa manfaat, yaitu :
a. Dengan mempelajari psikologi orang akan mengetahui fakta-fakta dan
prinsip-prinsip mengenai tingkah laku manusia. Ini penting untuk mengetahui
kehidupan jiwa manusia,terlebih dahulu orang harus mengetahui tingkah lakunya.
b. Untuk memahami diri sendiri. Dengan mempelajari psikologi, sedikit banyaknya orang akan mengetahui kehidupan jiwanya sendiri, baik segi pengenalan, perasaan, kehendak
maupun tingkah laku lainnya. Pengetahuan terhadap diri sendiri ini sangat perlu
sebab orang yang tidak mengetahui diri sendiri tidak akan dapat menyesuaikan
dirinya dengan baik kepada orang-orang lain dan dirinya sendiri.
c. Dengan mengetahui jiwanya dan memahami dirinya itu maka orang dapat menilai
dirinya sendiri. Evaluasi terhadap diri sendiri ini perlu agar dapat diketahui
apakah diri ini wajar atau tidak. Kalau ternyata tidak wajar,maka dapat
diselidiki faktor-faktor yang menjadi
penyebabnya. Apabila sudah diketahui sebab-sebabnya maka dapat diusahakan
segera untuk diperbaiki agar dapat normal kembali.
d. Pengenalan dan pemahaman terhadap jiwa sendiri merupakan bahan yang sangat
penting untuk dapat memahami kehidupan jiwa orang lain. Pemahaman akan diri
sendiri dan orang lain akan memungkinkan
individu dapat meramalkan tingkah laku orang. Jadi psikologi yang dimiliki
dapat memiliki sikap kritis terhadap tindakan yang akan dilakukan,agar tidak
terjadi gejolak psikis yang tidak menguntungkan,baik bagi diri sendiri maupun
bagi orang lain.
e. Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk
menilai atau memeriksa tingkah laku normal,sehingga dapat diketahui apakah
tingkah laku seseorang itu sesuai dengan tingkat kewajaran atau kenormalannya
D.
Kedudukan
Psikologi
Istilah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak diragukan
lagi sejak tahun 1878 yang dipelopori oleh J.B Watson sebagai ilmu yang
mempelajari perilaku karena ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat
diamati, dicatat dan diukur, jiwa dipandang terlalu abstrak, dan jiwa hanyalah
salah satu aspek kehidupan individu.
Psikologi
dapat disebut sebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi syarat berikut :
1. Secara
sistematis psikologi dipelajari melalui penelitian-penelitian ilmiah dengan
menggunakan metode ilmiah,
2. Memiliki
struktur keilmuan yang jelas,
3. Memiliki
objek formal dan material,
4. Menggunakan
metode ilmiah seperti eksperimen, observasi, case history, test and
measurement,
5. Memiliki
terminologi khusus seperti bakat, motivasi, inteligensi, kepribadian, dan
6. Dapat
diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan.
Psikologi
sebagai suatu ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan
ilmiah, merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan penelitian-penelitian
ilmiah. Penelitian ilmiah adalah penelitian yang dijalankan secara terencana,
sistematis, terkontrol, dan dalam psikologi berdasarkan atas data empiris.
E.
Ruang
lingkup Psikologi
Para
ahli psikologi mempelajari perilaku individu-individu dan kelompok-kelompok
kecil individu. Disiplin ini kadang didefinisikan untuk meliputi semua bentuk
perilaku : manusia dan bukan manusia, manusia normal dan abnormal, individu dan
kelompok, fisik dan mental, dan secara insting maupun dengan cara dipelajari.
Secara tradisi, para ahli psikologi telah mempelajari tentang belajar,
pertumbuhan dan perkembangan, berpikir, perasaan, perilaku kelompok, perkembangan
kepribadian, dan perilaku abnormal. Sehingga ruang lingkup psikologi dapat
ditinjau dari segi objeknya. Psikologi dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar, yaitu:
a. Psikologi
yang menyelidiki dan mempelajari manusia.
b. Psikologi
yang menyelidiki dan mempelajari hewan.
Menurut Emmanuel Kant (1724-8104) ruang
lingkup psikologu terbagi menjadi tiga, yaitu :
· kognisi,
pemahaman pikiran.
· emosi,
gejala jiwa yang menonjol yang menimbulkan gejolak jiwa.
· Konasi,
ketindak atau kemauan.
F.
Metode
Psikologi
Metode berasal dari bahasa Yunani “methodos” adalah
cara atu jalan. Dalam konteks ilmiah, metode menyangkut masalah cara kerja,
yaitu cara kerja untuk memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Berkaitan dengan metode ini, cabang-cabang ilmu mengembangkan
metodologinya ( yaitu pengetahuan tentang berbagai cara kerja) yang disesuaikan
dengan objek studi ilmu-ilmu yang bersangkutan . metodik (kumpulan metode)
merupakan jalan atau cara yang nantinya akan ditempuh guna lebih mendalami
objek studi.
Psikologi memiliki metode sebagai berikut, yaitu:
1. Metode
Eksperimental
Metode
eksperimental merupakan observasi atau pengematan terhadap suatu kejadian atau
gejala yang berlangsung di bawah kondisi atau syarat tertentu. Dalam psikologi,
metode ini bermaksud menyelidiki pengeruh kondisi tertentu terhadap tingkah
laku individu. Metode eksperimen dapat digunakan diluar maupun di dalam
laboratoriu. Sebagai contoh, kita dapat meneliti efek berbagai metode
psikoterapi dengan mencoba metode tersebut pada kelompok individu yang terpisah
yang mengelami gangguan emosional serupa, metode ini masalah logika bukan
lokasi, namun sebagian eksperimen dilakukan di laboratorium khusus terutama
karena diperlukan instrumen yang persis untuk mengendalikan presentasi stimuli dan
mendapatkan penilaian perilaku yang tepat.
Eksperimen
dalam laboratorium memiliki kelebihan, yaitu dapat mengontrol lingkungan
sehingga ahli psikologi dapat memilih faktor-faktor tersebut sementara yang
lain dipertahankan ke konstanannya. Misalnya, jika ia ingin menemukan efek
kurang tidur pada prestasi belajar anak berusia sepuluh tahun, ia mungkin
membawa sekelompok anak berusia sepuluh tahun ke dalam laboratorium dan coba
mempertahankan kekonstanan lingkungan dan aktivitas mereka, kecuali untuk jumlah
waktu tidur. Kemudian ia membandingkan kelompok yang tidur sepuluh jam pada
malam hari seperti seharusnya dan yang hanya tidur tiga jam dengan berusaha
menjaga agar anak-anak tersebut mendengar suara ribut yang sama dan bahwa ada
yang tidak meminum kopi. Dalam lingkungan yang terkontrol, tiap perbedaan
diantara kelompok anak berusia sepuluh tahun tersebut, dapat diasumsikan dengan
lebih yakin bahwa memang ada kaitan antara prestasi dan faktor kurang tidur.
Kelemahannya adalah data yang didapat harus dikaji lebih dalam lagi dan tentu
saja membutuhkan banyak biaya.
2. Metode
Non-eksperimental
Metode
ini menjelaskan cara untuk mengumpulkan informasi yang ada di luar laboratorium
yaitu ada yang formal dan tepat, ada pula yang tidak terlalu formal. Metode ini
terbagi lagi menjadi empat bagian, yaitu :
a. Metode
Observasi
Metode
ini menitikberatkan pada pengobservasian perilaku, perekaman atau pengukuran
peristiwa, dan penguji cobaan sesuatu untuk menarik kesimpulan sehingga
psikologi didefinisikan sebagai kajian ilmiah terhadap perilaku. Metode
observasi dalam psikologi banyak dilakukan untuk mempelajari tingkah laku
anak-anak, interaksi sosial, aktivitas keagamaan, peperangan, aktivitas
kejahatan, dan kejadian lain yang tidak dapat dieksperimenkan. Observasi adalah
pengamatan yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang diinginkan.
Dalam metode ini, perilaku yang muncul tidak dikondisikan dan terjadi secara
alamiah.
Kelebihannya adalah perilaku yang muncul benar-benar mewakili kejadian yang
sebenarnya karena hal itu terjadi secara alamiah. Kelemahan dari metode ini
adalah hasilnya tergantung pada muncul atau tidaknya suatu perilaku yang akan
diteliti tersebut. Data yang dihasilkan juga seringkali tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
b. Metode
Studi Kasus (Case Study/ Case History)
Studi
kasus yang dilakukan oleh Freud terjadi di Wina sebelum peralihan abad ini.
Seorang dokter berpenampilan sederhana, mengejutkan dunia kaum terpelajar,
ketika itu sang dokter memproklamasikan bahwa asal muasal cinta pada anak-anak
adalah daya tarik seksual. Freud muda menyajikan teori rumit yang mengklaim
bahwa anak-anak dalam keluarga biasa kerap diseduksi (seduced) oleh orang
tuanya.
Kelemahan
metode ini adalah seakan-akan memberikan kesan bahwa objeknya adalah
orang-orang yang jiwanya tidak normal, sehingga hasil yang di capainya kurang
representatif untuk menggambarkan keadaan jiwa pada umumnya.
c. Metode
Survei (Wawancara)
Servei
adalah suatu metode yang bertujuan mengumpulkan sejumlah besar variabel
mengenai sejumlah besar individu melalui alat pengukur wawancara. Survei digunakan untuk mengukur berbagai fenomena
yang ada. Dalam penelitian seperti ini, kita tak perlu memperhitungkan hubungan
antar variabel. Tujuan pokoknya adalah memanfaatkan data yang diperoleh untuk
memecahkan masalah daripada untuk menguji hipotesis.
Pada
dasarnya survei mempunyai dua lingkup, yaitu survei sensus yaitu survei yang
meliputi seluruh populasi yang didinginkan dan survei sampel yaitu survei yang
dilakukan hanya pada sebagian kecil dari suatu populasi. Survei dapat digunakan
untuk menabulasi objek-objek nyata atau mengukur hal-hal yang tidak nyata,
misalnya survei tentang pendapat umum sedangkan menghitung suara hasil suatu
pemilihan umum adalah mengukur objek-objek nyata.
d. Metode
Koralisasional
Metode
ini digunakan untuk meneliti hubungan diantara berbagai variabel. Dengan kata
lain, metode korelasional bermaksud mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada
suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi atau lebih faktor lain berdasarkan
koefisien korelasinya, contoh :
· Studi
yang mempelajari saling hubungan antara skor kepemimpinan dengan prestasi
kerja,
· Studi
secara analisis faktor mengenai tes kepribadian,
· Studi
untuk meramalkan keberhasilan kepemimpinan berdasarkan tes bakat.
Metode
korelasional ini digunakan untuk :
Ø Mengukur
hubungan diantara variabel,
Ø Meramalkan
variabel tak terbatas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan
Ø Meratakan
jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental.
Melalui metode korelasional, kita bisa
memestikan berapa besar yang disebabkan oleh suatu variabel dalam hubungannya
dalam variasi yang disebabkan oleh variabel lain. kita mengumpulkan atau lebih
perangkat nilai dari sebuah sampel peserta, kemudian kita menghitung hubungan
antar perangkat tersebut. sebagai contoh, jika kita menguji hipotesis tentang
hubungan antara kreativitas dan kemampuan mental pada sampel mahasiswa, nilai
dari dua variabel tersebut dikumpulkan, lalu dihitung korelasi koefisien antara
dua peringkat tersebut.
G. Cabang-Cabang Psikologi
Lapangan spesialisasi dalam psikologi meliputi
beberapa yang berorientasi ilmu sosial dan yang lainnya lebih menyerupai ilmu
alam. Sehingga seiring perkembangan budaya manusia, maka ilmu psikologi
berkembang mengikutinya sehingga muncul banyak cabang ilmu psikologi, yaitu
antara lain:
a. Psikologi
sosial
Bidang
ini mempunyai tiga ruang lingkup, yaitu :
· studi
tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya studi tentang
persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat),
· studi
tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial,
perilaku meniru dan lain-lain,
· studi
tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan,
kerjasama dalam kelompok, persaingan dan konflik.
b. Psikologi
pendidikan
Yaitu
suatu cabang untuk mempelajari psikologi bagaimana suatu individu dalam
melakukan kegiatan belajar dan juga meninjau keefektifan suatu cara pengajaran.
psikologi pendidikan sebenarnya merupakan perkembangan dan penggabungan antara
psikologi sosial dan psikologi perkembangan.
c. Psikologi
industri dan organisasi
Adalah
ilmu psikologi yang difokuskan tentang bagaimana perkembangan, prediksi kinerja
dan evaluasi kerja yang dilakukan seseorang. Sedangkan psikologi organisasi
adalah ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana sebuah organisasi dalam
berinteraksi dan mempengaruhi para anggotanya.
d. Psikologi
klinis
Adalah
cabang ilmu psikologi yang menerapkan psikologi untuk memahami dan memulihkan
kembali keadaan psikologi seseorang ke dalam psikologi normal serta mencegah
terjadinya perilaku abnormal.
e. Psikologi
perkembangan
Adalah
bidang studi psikologi yang mempelajari kapan dan bagaimana perubahan yang
terjadi pada manusia dari waktu ke waktu/ mempelajari perkembangan manusia dan
faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia.
Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi soaial, karena sebagian
besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. dan berkaitan
erat juga dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu
tersebut.
f.
Psikologi Kerekayasaan
Yaitu suatu
cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang hubungan antara manusia dan
mesin guna meminimalisir adanya human error ketika menggunakan mesin.
H. Hubungan Psikologi dengan Ilmu-Ilmu
lain
Hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain
ini bersifat timbal balik dalam artian psikologi memerlukan bantuan ilmu-ilmu
lain, dan sebaliknya, ilmu-ilmu lain juga memerlukan bantuan psikologi.
Ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan psikologi yaitu sebagai berikut :
1) Hubungan
Psikologi dengan Sosiologi
Mead
dan mahzabnya mengisyaratkan adanya suatu kemungkinan bagi apa yang dinamakan
“psikologi sosiologis” artinya suatu psikologi yang memperoleh
perspektif-perspektif dasarnya dari suatu pemehaman sosiologis tentang kondisi
manusia. Dalam bukunya Sosial Psychology, an Interdisiplinary Approach, Bonner
menyatakan bahwa ilmu yang lain berpengaruh pada psikologi sosial adalah
sosiologi yaitu terkait dengan perilaku hubungan antar individu, atau antar
individu dan kelompok, atau antar kelompok (interaksionisme) dalam perilaku
sosial dan antropologi yaitu ini berpengaruh karana perilaku sosial itu
selamanya terjadi dalam suprastruktur budaya tertentu.
Psikologi
sosial mempunyai perbedaan dengan psikologi sebagai ilmu induknya. Menurut
Bonner, psikologi sosial mempelajari tentang perilaku individu yang bermakna
dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya, sedangkan sosiologi
mempelajari perilaku apa saja, terlepas dari makna sosialnya. Perbedaan
psikologi sosial dengan sosial dalam hal fokus studinya adalah jika psikologi
sosial memusatkan penelitiannya pada perilaku individu, sedangkan sosiologi
tidak memperhatikan individu yang menjadi perhatiannya adalah sistem dan
struktur sosial yang dapat berubah atau konstan tanpa bergantung pada
individu-individu. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa unit analisis psikologi
sosial adalah individu dan unit analisis sosiologi adalah kelompok.
2) Hubungan
Psikologi dengan Antropologi
Kontribusi
antropologi sangatlah besar terhadap psikologi, yaitu dengan lahirnya sub-ilmu
atau spesialisasi dari antropologi yang disebut etnopsikologi, atau antropologi
psikologikal, atau juga studi kebudayaan dan kepribadian (study of culture and
personality). Sejak setengah abad lalu, di Amerika Serikat dan Inggris telah
berkembang berbagai penelitian antropologi yang dalam analisisnya menggunakan
banyak konsep psikologi. Berbagai penelitian itu dimulai karena imbulnya
perhatian terhadap tiga masalah, yaitu :
1. Masalah
“kepribadian bangsa”
2. Masalah
peranan individu dalam proses perubahan adat istiadat, dan
3. Masalah
nilai universal dari konsep-konsep psikologi.
Hubungan psikologi dengan antropologi
yaitu munculnya cabang baru antropologi, yaitu anthropology in mental health.
Bidang penelitian dan pembahasan ini lebih difokuskan pada emosi-emosi yang
tertekan. Keadaan jiwa ini lebih disebabkan oleh aspak-aspek sosial budaya dan
inilah kajian dari anthropology in mental health.
3) Hubungan
Psikologi dengan Ilmu Politik
Ilmu
politik erat hubungannya dengan psikologi, khususnya psikologi sosial dalam
analisis politik jelas dapat kita ketahui apabila kita sadar bahwa analisis
sosial politik secara makro diisi dan diperkuat analisis yang bersifat mikro.
Psikologi merupakan ilmu yang mempunyai peran penting dalam bidang politik.
Justru karena prinsip-prinsip politik lebih luas daripada prinsip-prinsip hukum
dan meliputi banyak hal yang berada di luar hukum dan masuk dalam
kebijaksanaan, bagi para politisi sangat penting apabila mereka dapat menyelam
gerakan jiwa dari rakyat pada umumnya, dan dari golongan tertentu pada
khususnya, bahkan juga dari oknum tertentu. Untuk memahami perilaku pemilih
bisa diguakan beberapa pendekatan, penjelasan teoritis tentang voting behavior
didasarkan pada dua model pendekatan yaitu pendekatan sosiologi, seperti
namanya pendekatan ini menggunakan dan mengembangkan konsep psikologi terutama
konsep sikap dan sosialisasi untuk menjelaskan perilaku pemilih. Menurut
pendekatan ini, para pemilih di AS menentukan pilihan karena pengaruh kekuatan
psikologis yang berkembang dalam dirinya sebagai produk dari proses
sosialisasi. Mereka menjelaskan bahwa sikap seseorang sebagai refleksi dari
kepribadian seseorang merupakan variabel yang menentukan dalam mempengaruhi
perilaku pemilih.
4) Hubungan
Psikologi dengan Ilmu Komunikasi
Menurut
Fisher behwa komunikasi memang mencakup semuanya, dan bersifat sangat eklektif
(menggabugkan berbagai bidang), sifat ini dikatakan oleh Schramm sebagai “jalan
simpang paling ramai dengan segala disiplin yang melintasinya”. Ia
mengumpamakan ilmu komunikasi sebagai suatu oasis, yang merupakan persimpangan
jalan, tempat bertemu berbagai ilmu (musyafir) yang tengah dalam perjalanan
menuju tujuan ilmunya masing-masing. Eklektisme komunikasi sebagai suatu bidang
studi, tampak pada konsep-konsep komunikasi yang berkembang selama ini, yang
berhasil dirangkum oleh Fisher dalam empat kelompok yang disebut perspektif
ialah :
(1) Perspektif
mekanistis,
(2) perspektif
psikologis,
(3) perspektif
interaksional, dan
(4) perspektif
pragmatis.
Ilmu komunikasi yang telah tumbuh
sebagai ilmu yang berdiri sendiri kemudian melakukan “perkawinan” dengan
ilmu-ilmu lainnya yang pada gilirannya melahirkan berbagai sub-disiplin seperti
: komunikasi politik (dengan ilmu politik), sosiologi komunikasi massa (dengan
sosiologis), dan psikologi komunikasi (dengan psikologi). Dengan demikian, ilmu
komunikasi pun didefinisikan sebagai “ ilmu yang berusaha menguraikan,
meramalkan, dan mengendalikan peristiwa mental dan behavioral dalam
komunikasi”.
5) Hubungan
Psikologi dengan Biologi
Biologi
mempelajari kehidupan jasmaniah manusia atau hewan, yang bila dilihat dari
objek materialnya, terdapat bidang yang sama dengan psiologi, hanya saja objek
formalnya berbeda. Objek formal biologis adalah kehidupan jasmaniah (fisik),
sedangkan objek formal psikologis adalah kegiatan atau tingkah laku manusia.
Menurut Bonner psikologi merupakan ilmu yang subjektif karena mempelajari
pengindraan (sensation) dan pesepsi manusia sehingga manusia dianggap sebagai
subjek atau pelaku, bukan objek, mempelajari nilai-nilai yang berkembang dari
persepsi subjek, mempelajari perilaku secara “molar” (perilaku penyesuaian diri
secara menyeluruh). Sedangkan biologi merupakan ilmu yang objektif atau ilmu yang
mempelajari manusia sebagai jasad/objek, fakta yang diperoleh dari penelitian
terhadap jasad manusia dan termasuk ilmu faal yang mempelajari manusia secara
“molekular” (mempelajari bagian-bagian dari perilaku berupa gerakan refleks
proses ketubuhan dan sebagainya).
Biologi
sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan, semua benda yang hidup menjadi
obyek biologi, dan cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung didalamnya. Baik
psikologi dan biologi sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing
ilmu tersebut meninjau dari sudut yang berlainan, namun dati segi-segi tertentu
kedua ilmu itu ada titik-titik pertemuan. Biologi maupun psikologi mempelajari
perihal proses-proses kejiwaan. Seperti telah dikemukakan diatas, bahwa
disamping adanya hal yang sama-sama dipelajari oleh kedua ilmi tersebut,
misalnya soal keturunan. Ditinjau dari segi biologi adalah hal yang berhubungan
dengan aspek-aspek kehidupan yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi
lain. Soal keturunan juga dibahas oleh psikologi, misalnya tentang sifat,
intelegensi, dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari
psikologi tanpa mempelajari biologi.
6) Hubungan
Psikologi dengan Ilmu Alam
Psikologi delam penelitiannya banyak
terpengaruh oleh ilmu alam. Psikologi menyadari bahwa objek penyelidikannya
adalah manusia dan tingkah lakunya yang hidup dan selalu berkembang, sedangkan
objek ilmu alam adalah benda mati. Ilmu alam dan psikologi awalnya berasal dari
ilmu filsafat. Dengan memisahkan diri dari filsafat, ilmu pengetahuan
alam mengalami kemajuan yang cukup cepat, hingga ilmu pengetahuan alam menjadi
contoh bagi perkembangan ilmu-ilmu lain, termasuk psikologi, khususnya metode
ilmu pengetahuan mempengaruhi perkembangan metode dalam psikologi. Karenanya
sebagian ahli berpendapat, kalau psikologi ingin mendapatkan kemajuan haruslah
mengikuti cara kerja yang ditempuh oleh ilmu pengetahuan alam. Oleh
sebab itu, psikologi mencari metode lain yang sesuai dengan sifat keilmuannya
sendiri, yaitu metode “fenomenologi”, suatu metode penelitian yang menitik
beratkan gejala hidup kejiwaan. Pada ilmu pengetahuan alam orang meneliti
objeknya secara murni ilmiah, dengan menggunakan hukum-hukum dan gejala-gejala
penampakan yang bisa diamati dengan cermat. Psikologi merupakan ilmu yang
berdiri sendiri terlepas dari filsafat, walaupun pada akhirnya, metode ilmu
pengetahuan alam tidak seluruhnya digunakan dalam lapangan psikologi.
Oleh karena perbedaan dalam obyeknya. Sebab ilmu pengetahuan alam
berobyekkan pada benda-benda mati. Sedangkan psikologi berobyekan pada manusia
hidup, sebagai makhluk yang dinamik, berkebudayaan, tumbuh, berkembang dan
dapat berubah setiap saat. Sebagaimana diungkapkan diatas bahwa psikologi
menyelidiki dan mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks,
maka psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya,
setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan kurang
sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan demikian akan
terjadi hubungan timbal balik.
7) Hubungan
Psikologi dengan Filsafat
Filsafat adalah ilmu yang
mempelajari tentang hakikat segala sesuatu. Karena itu, filsafat juga
mempelajari masalah-masalah hakikat jiwa, hakikat hidup, hubungan antara jiwa
dan Tuhan sebagai penciptanya dan lain sebagainya.Filsafat adalah hasil akal
manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya.
Dalam penyelidikannya filsafat berangkat dari apa yang dialami manusia Ilmu
psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya. Kesimpulan filasafat tentang
kemanusiaan akan ‘pincang’ dan jauh dari kebenaran jika tida mempertimbangkan
hasil psikolog .
Meskipun psikologi memisahkan diri
dari filsafat , namau psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat
, karena kedua ilmu ini memiliki ilmu obyek yang sama yaitu manusia sebagai
makhluk hidup . Namun berbeda dalam pengkajiannya . Dalam ilmu psikologi , yang
dipelajari dari manusia adalah mengenai jiwa, tetapi tidak dipelajari secara
langsung karena bersifat abstrak dan membatasi pada manifestasi dan ekspresi
dari jiwa tersebut, yakni berupa tingkah laku dan proses kegiatannya .
Sedangkan dalam ilmu filsafat yang dibicarakan adl mengenai hakikat dan kodrat
manusia serta tujuan hidup manusia . Sehingga ilmu psikologi dan filsafat
terdapat suatu hubungan yang timbal balik dan saling melengkapi antara
keduanya.
Bruno membagi pengertian psikologi ke
dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling berhubungan, yaitu sebagai
berikut:
a)
Psikologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai “roh”.
b)
Psikologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai “kehidupan mental”.
c)
Psikologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai “tingkah laku” organism.
8) Hubungan
Psikologi dengan Ilmu Pendidikan
Psikologi dan
ilmu pendidikan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena keduanya
mempunyai hubungan timbal balik. Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin
bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati.
Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak berdasarkan kepada
psikologi perkembangan. Demikian pula watak dan kepribadian seseorang
ditunjukkan oleh psikologi. Karena begitu eratnya tugas antara psikologi dan
ilmu pendidikan, kemudian lahirlah suatu subdisiplin ilmu pendidikan (educational
psychology).
Reber menyebut psikologi pendidikan
sebagai subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah
kependidikan yang berguna dalam hal-hal berikut:
1. Penerapan
prinsip belajar dalam kelas.
2.
Pengembangan dan pembaruan kurikulum.
3.
Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan.
4.
Sosialisasi proses-proses dan interaksi
dengan pendayagunaan ranah kognitif.
5.
Penyelenggaraan pendidikan keguruan.
Jadi meskipun psikologi pendidikan cenderung
dianggap oleh banyak kalangan atau para ahli psikologi (termasuk psikologi
pendidikan itu sendiri) sebagai subdisiplin psikologi yang bersifat terapan
atau praktis, bukan teoritis, cabang psikologi ini dipandang telah memiliki
konsep, teori dan metode sendiri, sehingga mestinya tidak lagi dianggap sebagai
subdisiplin, tetapi disiplin (cabang ilmu) yang berdiri sendiri.
Mendidik dan mengajar yang berhasil diantaranya
harus menyesuaikan diri dengan keadaan jiwa anak, dan itu semua memerlukan
psikologi. Hubungan Psikologi dengan Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan: bertujuan
memberikan bimbingan hidup manusia sejak lahir sampai mati. Pendidikan tidak
akan berhasil dengan baik bilamana tidak didasarkan pada psikologi
perkembangan. Hubungan kedua disiplin ilmu ini melahirkan Psikologi Pendidikan
Fireworks.
I.
Sejarah Perkembangan Psikologi ,
dan Perkembangannya di Indonesia
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan,
psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri
jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang
ilmu filosofi
yang diprakarsai sejak zaman Aristoteles
sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel).
Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala
kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk
hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan
perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua
Amerika.
Psikologi sebagai ilmu tidak terlepas
dari perkembangan psikologi itu sendiri serta ilmu-ilmu yang lainnya. Dari
waktu ke waktu psikologi sebagai ilmu mengalami perkembangan, sesuai dengan
keadaan itu sendiri.
Psikologi sebagai ilmu yang berdiri
sendiri dimulai sejak tahun 1897 oleh Willhelm (1832-1920). Pada waktu itu w.
Woundt mendirikan laboratorium psikologi di Leipziq, Jerman. Pada saat itu
psikologi terlepas dari filsafat, ilmu dan ilmu pengetahuan alam dengan
sendirinya.
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran
tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya
pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan
kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu
sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt
mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.
Pada tahun 1879
Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of
Leipzig, Jerman.
Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah
untuk lebih mamahami manusia
telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. dengan berdirinya laboratorium ini
pula, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pengetahuan,
sehingga tahun berdirinya laboratorium Wundt diakui pula sebagai tanggal
berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
Di laboratorium W. Woundt melakukan
eksperimen dalam usaha menyelidiki jiwa lewat gejala-gejala jiwa. Karena metodenya itulah W. Woundt disebut juga
sebagai tokoh psikologi eksperemental, dia berpendapat gajala jiwa tidak dapat
diterangkan berdasarkan semata-mata hanya pengamatan dan perenungan terhadap
proses alam seperti yang diterangkan dalam psikologi fisidogi tetap harus
dengan mempelajari ilmu itu sendiri.
Setelah psikologi berdiri sebagai ilmu
mandiri, muncullah berbagai aliran psikologi dengan metodenya sendiri. Sejak
awal abad ke-20 sampai sekarang, proses spesialisasi psikologi dalam
aliran-aliran yang mengkhususkan diri berkembang dengan pesat. Tetapi pada
intinya ada 2 hal yang menjadi tujuan yaitu:
1. Akan
terjadi pendalaman studi pada bidangnya masing-masing sehingga lebih jelas,
2. Akan
terjadi pengetahuan pada penerapan lebih intensif bagi kehidupan manusia.
Ø Sejarah Perkembangan Psikologi di
Indonesia
Kebutuhan psikologi di indonesia mulai
terasa sejak tahun 1950. Khususnya dalam dunia penyelidikan nasional yang
semerawut setelah kemerdekaan yang dipelopori oleh Prof. Slamet Imam Santoso,
guru terbesar fakultas kedokteran UI. Pada tahun 1953 dibentuk lembaga
pedidikan psikologi di Indonesia. Setelah itu banyak perguruan tinggi yang
membuka fakultas psikologi karena kebutuhan akan jasa mereka meningkat. Namun
demikian evaluasi yang memuaskan baik itu terhadap lembaga pendidikan psikologi
itu sendiri maupun perkembangan psikologi sebagai ilmu di Indonesia masih sulit
di lakukan.
Menurut John S. Nimponeon (1985)
pendidikan psikologi di Indonesia masih belum memuaskan, karena tidak jelasnya
kebutuhan psikologi yang dibarengi dengan penyerapan tenaga yang tidak sesuai
dengan output pendidikan tinggi dan tidak jelasnya perencanaan karir di bidang
psikologi oleh para lulusannya.
Perkembangan psikologi sebagai ilmu
sangat dipengaruhi oleh persepsi para psikologi terhadap ilmunya sendiri.
Psikologi sebagai ilmu di Indonesia juga masih bertumpang tindih dengan
berbagai ilmu sosial lain. agar psikologi cukup berkembang, para ahli harus
memperjelas arahnya, sehingga penelitian-penelitian yang dilakukan bisa murni
demi perkembangan psikologi.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Dian
putra Hubungan psikologi dengan ilmu lainnya. (Online). Tersusun di http://dianputra21.blogspot.com/2013/03/hubungan-psikologi-dengan-ilmu-lainnya.html
diakses pada 19 september 2014
Nuryanti,
Lusi. 2008. Psikologi Anak. PT.
Indeks : Jakarta
Moeslim
madani makalah psikologi. (Online). Tersusun di : http://moeslimmadani.blogspot.com/2012/07/makalah-psikologi.html
diakses pada 19 september 2014
Sapriya.
2012. Pendidikan IPS. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung
Tjiptosubadi
pengertian psikologi. (Online). Tersusun di : http://tjiptosubadi.blogspot.com/2011/01/pengertian-psikologi.html
diakses pada 19 september 2014
Uni
konselor hubungan psikologi dengan ilmu lainnya. (Online) tersusun di : http://unikonselor.blogspot.com/2013/01/hubungan-psikologi-dengan-ilmu-lain.html
diakses pada 29 september 2014
Wikipedia
Psikologi. (Online). Tersusun di : http://id.wikipedia.org/wiki/Psikolog
diakses pada 29 september 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar